Terletak di atas sebuah bukit kurang lebih 2 kilometer di sebelah Selatan kompleks candi Prambanan. Mudah dicapai dengan kendaraan umum dari Yogyakarta yang menuju ke kota Solo (Surakarta) dan turun di daerah Prambanan simpang tiga yang menuju ke Piyungan.
Selanjutnya perjalanan diteruskan dengan trasportasi lain (Kopades) yang menuju ke daerah Piyungan untuk kemudian turun di Bokoharjo yang terletak di kaki bukit Boko. Dari tempat pemberhentian ini, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui jalan setapak yang menanjak sepanjang kurang 400 meter. Jika membawa kendaraan roda kecil (non bus), bisa melewati stasiun bumi Palapa pada jalan itu juga.
Selanjutnya perjalanan diteruskan dengan trasportasi lain (Kopades) yang menuju ke daerah Piyungan untuk kemudian turun di Bokoharjo yang terletak di kaki bukit Boko. Dari tempat pemberhentian ini, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui jalan setapak yang menanjak sepanjang kurang 400 meter. Jika membawa kendaraan roda kecil (non bus), bisa melewati stasiun bumi Palapa pada jalan itu juga.
Istana ini diperkirakan dibangun oleh Balaputeradewa, sezaman dengan pembangunan candi Prambanan, dan dimaksudkan sebagai tempat pertahanan yang strategis dari pengaruh kekuasaan Wamca (dynasty) Sanjaya. Dari tempat ketinggian di atas bukit ini, gerakan lawan akan mudah diawasi secara cermat.
Petilasa ini memiliki nilai estetika (keindahan) yang tinggi, yang tersirat dari bentuk gapura dan sisa-sisa pilar serambi istana yang hingga kini masih nampak keindahannya, serasi dengan keindahan alam sekeliling yang dapat dinikmati dari daerah ini.
Dibagian dalam dari petilasan ini ditemukan sisa-sisa Keputren (tempat tinggal putri raja) dan siti hinggil yang kini dalam proses pemugaran. Keputren ini dilengkapi dengan kolam pemandian yang diperkirakan dahulu merupakan tempat bercengkramanya putri Ratu Boko yang terkenal dengan nama Roro Jonggrang, yang patungnya kini menempati salah satu bilik dari candi utama kompleks candi Prambanan.
Petilasa ini memiliki nilai estetika (keindahan) yang tinggi, yang tersirat dari bentuk gapura dan sisa-sisa pilar serambi istana yang hingga kini masih nampak keindahannya, serasi dengan keindahan alam sekeliling yang dapat dinikmati dari daerah ini.
Dibagian dalam dari petilasan ini ditemukan sisa-sisa Keputren (tempat tinggal putri raja) dan siti hinggil yang kini dalam proses pemugaran. Keputren ini dilengkapi dengan kolam pemandian yang diperkirakan dahulu merupakan tempat bercengkramanya putri Ratu Boko yang terkenal dengan nama Roro Jonggrang, yang patungnya kini menempati salah satu bilik dari candi utama kompleks candi Prambanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar